Kali ini kami Konsultan Pembukuan Bali ingin membahas mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam sebuah laporan laba rugi.
Konsultan Pembukuan Bali
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan ukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Melalui laporan laba-rugi investor dapat mengetahui besarnya tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Ukuran laba menggambarkan manajemen dalam menghasilkan profit untuk membayar bunga kreditor, dividen investor, dan pajak pemerintah. Selain itu, investor dapat menggunakan laporan ini untuk mengevaluasi dan mengontrol sekaligus membuat keputusan guna meningkatkan profitabilitas perusahaan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh investor atau pengguna laporan keuangan sebab laporan laba rugi ini memiliki keterbatasan-keterbatasan.
Menurut kami Konsultan Pembukuan Bali, keterbatasan ini perlu diketahui supaya investor atau pengguna dapat menghindari pembuatan keputusan yang kurang tepat. Diantaranya yang pertama adalah dalam laba rugi, pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan. Dalam praktik yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos tertentu ketika menentukan laba, meskipun pos-pos ini cukup mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagai contoh, perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai sementara atau harga pasar baik itu untung atau rugi yang belum terealisasi atas sekuritas investasi tertentu khususnya sekuritas yang tersedia untuk dijual tidak dicatat dalam laporan laba-rugi mengingat adanya ketidakpastian mengenai realisasi atas perubahan nilai tersebut sampai sekuritas benar-benar dijual. Keterbatasan kedua adalah laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan. Salah satu kelemahan akuntansi adalah menawarkan beberapa alternatif metode akuntansi kepada pembuat laporan keuangan. Sebagai contoh metode akuntansi yang berkaitan dengan metode penyusutan aset.
Misalnya adalah 2 perusahaan memiliki jumlah aset yang sama. Jumlah nilai penyusutan ini dapat berbeda tergantung dari metode penyusutan yang dipilih oleh kedua perusahaan tersebut. jika perusahaan A menggunakan metode penyusutan garis lurus dan perusahaan B menggunakan metode penyusutan berganda, otomatis nilai yang keluar di beban penyusutan akan berbeda. Keterbatasan yang ketiga adalah laba juga dipengaruhi oleh faktor estimasi atau melibatkan pertimbangan subjektif manajemen. Dalam praktik, sering kali pihak manajemen harus menggunakan pertimbangan subjektifnya untuk menetapkan besarnya estimasi atas suatu peristiwa akuntansi. Berdasarkan praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, estimasi ini dapat ditetapkan secara subjektif dan rasional. Sebagai contoh adalah estimasi mengenai besarnya nilai residu dan mamfaat dari sebuat aset tetap. Dalam hal ini, penggunaan estimasi yang berbeda tentu saja juga akan menghasilkan beban penyusutan dan laba berbeda. Contoh lainnya adalah penggunaaan estimasi dalam pengukuran biaya garansi (product warranty expense) dan beban piutang tak tertagih (bad debts expense). Hal lain yang perlu diketahui oleh investor atau pengguna adalah pengakuan pendapatan dan keuntungan. Berdasarkan akuntansi akrual, pengakuan pendapatan tidak harus menunggu sampai kas diterima.
Kerangka kerja konseptual akuntansi telah mengidentifikasi dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu telah direalisasi atau dapat direalisasi dan telah dihasilkan atau telah terjadi. Pendapatan dikatakan telah direalisasi jika barang atau jasa telah dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi (realizable) apabila aset yang diterima dapat segera dikonversi menjadi kas. Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi (earned) apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan hak atas pendapatan tersebut. Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah pengakuan beban dan kerugian. Secara garis besar, pengakuan beban dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu penandingan langsung (direct matching), alokasi secara sistematis dan rasional (systematic and rational allocation), dan pengakuan segera (immediate recognition). Itu hal-hal yang perlu diperhatikan oleh investor atau pengguna agar dapat menjadi pertimbangan yang tepat untuk proses pengambilan keputusan.
Sekian artikel ini, semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca. Apabila ingin melakukan konsultasi lebih lanjut bisa menghubungi 087 777 510 668 / 0821 3232 8778 / 031 734 6576.